Dokumentasi : Lensa Muhima
Muhammadiyah adalah organisasi dan gerakan yang berdasarkan Islam. Sebagai agama yang diturunkan oleh Allah SWT melalui Nabi Muhammad SAW untuk kemaslahatan hamba-Nya, Islam telah diterjemahkan dalam bentuk pemahaman dan pengamalan yang berkembang terus-menerus sepanjang sejarah. Dalam proses sejarah yang panjang itu sering kali Islam yang ada di tangan umatnya telah kehilangan spirit kemajuan. Sejarah telah membuktikan bahwa pada kurun tertentu, umat Islam mengalami kejumudan dan bahkan kemunduran karena Islam yang dipahami dan diamalkan bukanlah agama yang membawa kemajuan. Kemajuan yang menjadi semangat bagi Muhammadiyah adalah kemajuan yang Islami, yang sesuai dengan fungsi Islam sebagai rahmat yang universal. Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam yang sesungguhnya adalah agama yang mendorong kemajuan dan karena itu ia harus menjadi kekuatan aktual yang menggerakan pemeluknya untuk memberi kesaksian atas keunggulan agama Islam.
Pemahaman dan pengamalan Islam yang sebenarnya tidaklah berimplikasi hanya pada Muhammadiyah dalam memajukan organisasi dan anggota-anggotanya, melainkan juga pada umat Islam, masyarakat Indonesia dan bahkan seluruh umat manusia. Keunggulan yang ditunjukkan oleh umat Islam selanjutnya harus bermakna bagi kemajuan bangsa dan seluruh umat manusia sebagai perwujudan risalah Nabi Muhammad SAW yang menjadi rahmat bagi seluruh alam. Islam Berkemajuan merupakan cara pandang bahwa Islam adalah agama universal yang mengajarkan kehidupan yang maju dan menuntut umatnya untuk mewujudkan kemajuan itu dalam semua aspek kehidupan pada tataran pribadi, masyarakat, umat, bangsa dan kemanusiaan universal.
Konsep Dasar Islam Berkemajuan menjadi landasan bagi bangunan pemikiran, organisasi, gerakan dan perkhidmatan untuk memajukan kehidupan umat, masyarakat, bangsa, kemanusiaan, dan kehidupan global. Konsep dasar tersebut telah dan akan diimplementasikan oleh Persyarikatan Muhammadiyah dalam gerakan yang menyentuh seluruh aspek kehidupan manusia dan menjadi penuntun dasar bagi gerakan berkemajuan. Karena dikembangkan atas dasar-dasar agama yang otentik, Islam Berkemajuan sesungguhnya merupakan kebutuhan semua umat Islam untuk meraih keunggulan.
Pimpinan Cabang Muhammadiyah Purwantoro dalam rangka mengembangkan syiar Islam bersama-sama dengan Amal Usaha Muhammadiyah Purwantoro yang terdiri dari unsure SMK Muhammadiyah 5 Purwantoro, KOKAM, LAZISMU dan Tapak Suci Putra Muhammadiyah mengadakan kegiatan Taraweh Keliling masjid-masjid di wilayah Kecamatan Purwantoro. Dimulai pada tanggal 3 – 7 April 2023 melaksanakan sholat berjamaah Tarawih di 15 titik masjid di Purwantoro. Sebagai Pimpinan Cabang Muhammadiyah Purwantoro Bapak. H. Taufik Rohman, M.Pd. dan seluruh jajaran pengurus dan AUM yang terbagi menjadi 3 kelompok (TIM) melaksanakan kunjungan Tarling ke masjid-masjid yang telah di tentukan sebelumnya setiap harinya. Setiap Tim terdiri dari kurang lebih 15 personal untuk berangkat bersama-sama menuju masjid yang telah dijadwalkan. Kegiatan tersebut merupakan komitmen dan tindakan nyata gerakan Muhammadiyah sebagai :
1. Gerakan Dakwah
Nabi Muhammad SAW diutus ke dunia ini dengan membawa misi dakwah untuk mengeluarkan manusia dari alam kegelapan menuju alam terang benderang (Q.S. Ibrahim [14]:1). Umat Islam memiliki kewajiban untuk melanjutkan misi tersebut sepanjang sejarah karena merupakan bagian dari amanah yang diberikan oleh Allah SWT kepada manusia yang harus ditunaikan untuk membangun kehidupan yang maju sesuai dengan prinsip-prinsip ajaran agama.
a. Mandat Manusia
Dakwah adalah usaha transformasi kehidupan, yang merupakan mandat dari Allah SWT kepada manusia (Q.S. al-Ahzab [33]: 72). Mandat tersebut lahir dari posisi manusia sebagai hamba (‘abd) yang patuh, menyembah dan berserah diri kepada Allah SWT, dan wakil (khalifah) untuk mengatur kehidupan, menjaga dan memakmurkan bumi ini agar menjadi lingkungan yang layak untuk kehidupan semua makhluk.
b. Dakwah, Amar Ma’ruf, Nahi Munkar
Dakwah sesungguhnya merupakan upaya pencerahan untuk mengubah kehidupan manusia menjadi lebih baik. Dakwah memiliki dua sasaran, yakni ummat al-ijabah (telah menerima) dan ummat al-da’wah (diajak). Sasaran pertama merujuk pada mereka yang telah memenuhi panggilan Islam, sehingga tujuan dakwah adalah mempertinggi mutu keberagamaan. Sementara itu, sasaran kedua adalah mereka yang masih diperkenalkan dengan agama Islam, dan dengan demikian dakwah berguna untuk menciptakan situasi bagi lahirnya hidayah sehingga mereka mengetahui keunggulan dan kebenaran Islam.
c. Dakwah Berbasis Budaya
Dalam upaya mencerahkan umat manusia, Muhammadiyah menempuh jalan dakwah berbasis budaya. Dakwah tersebut dimaksudkan untuk menjawab tantangan zaman, dan memberikan apresiasi terhadap budaya yang berkembang, serta menerima dan menciptakan budaya baru yang lebih baik sesuai dengan pesan Islam sebagai rahmatan li al-alamin.
d. Dakwah di Tengah Keragaman
Dakwah pencerahan menghadapi kenyataan sosial[1]keagamaan yang rumit dan beragam. Selain berhadapan dengan agama, paham keagamaan, dan budaya yang beragam, dakwah juga menemui kenyataan ras dan suku bangsa yang begitu majemuk. Keragaman tersebut membutuhkan pengelolaan yang positif agar tidak menjadi sumber pertentangan yang berkepanjangan.
e. Hubungan Antar umat Beragama
Kemajemukan agama menjadi realitas dalam kehidupan sebagai lapangan dakwah. Allah SWT mengutus banyak nabi dan rasul, yang sebagiannya dikisahkan dalam al-Qur’an. Dalam bahasa al-Qur’an, agama yang diturunkan kepada nabi-nabi tersebut adalah Islam. Namun demikian, kenyataan sejarah menunjukkan terjadinya polarisasi agama yang sebagiannya menjadi agama dunia. Islam adalah agama yang hak dan sempurna, yang dapat menyelamatkan dan membahagiakan kehidupan di dunia dan akhirat. Muhammad SAW adalah nabi dan rasul terakhir yang melanjutkan dan menyempurnakan ajaran nabi-nabi sebelumnya.
f. Kerja Sama dalam Kebajikan dan Takwa
Dalam melaksanakan dakwah, kerjasama dibangun untuk mewujudkan kebajikan dan ketakwaan. Kerjasama ini dikembangkan pada usaha-usaha memperbaiki keyakinan, peribadatan, akhlak, dan muamalah atau pengelolaan kehidupan bersama. Kerja sama yang dibangun dengan berbagai kalangan baik individu maupun lembaga memiliki cakupan yang luas di atas landasan dan di dalam semangat kemajuan bersama. Semangat yang dimaksud adalah nilai[1]nilai kebajikan (al-birr) dan ketakwaan (al-taqwa), bukan penyimpangan (al-itsm) dan permusuhan (al-‘udwan).
2. Gerakan Tajdid
Gerakan Tajdid adalah upaya pembaharuan dalam memahami dan melaksanakan ajaran Islam seiring dengan tantangan dan kebutuhan zaman. Para ulama pada masa-masa yang lalu telah melakukan tajdid untuk mengatasi kebekuan umat Islam dan menjalankan agenda pembaharuan untuk menjawab tantangan zaman, agar misi Islam sebagai rahmat bagi semuanya tetap benar-benar terwujud. Para ulama itu telah melakukan tajdid atas pemikiran-pemikiran dan lembaga-lembaga di berbagai bidang keagamaan.
Gerakan tajdid diwujudkan dalam usaha terus-menerus mengkaji ajaran Islam, mengembangkan pemahaman dan pemikiran, serta melakukan purifikasi akidah dan dinamisasi muamalah, dengan merujuk kepada al-Qur’an dan al-Sunnah.
3. Gerakan Ilmu
Salah satu bagian dari perwujudan Islam Berkemajuan adalah gerakan ilmu. Islam itu sendiri sangat menghargai ilmu dan memandang bahwa orang-orang yang berilmu lebih unggul dari mereka yang tidak berilmu (Q.S. al[1]Zumar [39]: 9). Mereka yang beriman dan berilmu diangkat derajatnya oleh Allah SWT (Q.S. al-Mujadalah [58]: 11). Islam Berkemajuan memandang bahwa ilmu itu sangat diperlukan dalam setiap segi kehidupan, berpikir, bersikap dan bergerak, untuk mewujudkan ajaran-ajarannya dalam kehidupan nyata.
4. Gerakan Amal
Islam adalah din al-amal (agama perbuatan), yang menekankan pentingnya amal sebagai implementasi dari iman yang merupakan cahaya bagi kehidupan, kekuatan yang menggerakkan, dan kerangka pandangan dunia. Dalam merumuskan pemahaman dan pengamalan agama, aspek amal menjadi pertimbangan yang sangat penting. Pandangan tersebut mengantarkan pada sebuah keyakinan akan pentingnya pelembagaan amal saleh yang berorientasi pada pemecahan problem-problem kehidupan, seperti lembaga-lembaga kedermawanan, kesejahteraan, pemberdayaan, pendidikan, dan kesehatan.
Cuaca hujan tidak menghalangi semangat rombongan jama’ah PCM Purwantoro untuk hadir dalam kegiatan tersebut. Kegiatan tarling sudah menjadi agenda rutin setiap bulan Ramadhan yang pada tahun ini dilaksanakan dalam 5 kali putaran dengan 15 titik masjid. Insya Allah, kegiatan tersebut dapat menjadi sarana silaturahmi. Terlebih dilakukan saat Ramadhan, sebab silaturahim adalah suatu bentuk ibadah yang wajib dilakukan sesama umat Muslim. Di sela-sela kegiatan tarling tersebut PCM besama SMK Muhammadiyah 5 Purwantoro menyerahkan beberapa paket sembako, Al Qur’an dan lemari tempat Al Qur’an yang diserahakan kepada takmir masjid untuk disalurkan kepada masjid dan masyarakat yang membutuhkan. Mengingat pada dua tahun yang lalu kegiatan tarling tersebut ditiadakan karena pandemic covid-19 adanya pembatasan aktivitas shgolat berjamaah di masjid-masjid, sehingga pada tahun ini mendapatkan antusias warga masyarakat dengan baik dan berjalan lancar.
Dokumentasi Tarling dan penyerahan sembako, Al Qur’an dan instalasi Al Qur’an