Foto : Lensa Muhima

Salah satu program prioritas yang tengah digencarkan oleh Kemendikbud saat ini, adalah gerakan “Pernikahan Massal” (Link and Match) antara pendidikan vokasi dengan dunia industri dan dunia kerja (DUDI). Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim mengatakan bahwa munculnya istilah pernikahan massal antara dunia pendidikan dengan dunia industri berangkat dari realitas mengenai hubungan sektor pendidikan dengan industri yang dipandangnya belum terjalin secara maksimal. Mendikbud menyebutkan, bahwa pernikahan massal ini bukan sekadar perjanjian kerja sama atau Memorandum of Understanding (MoU), melainkan harus menjadi pernikahan atau kerja sama yang sangat erat dan mendalam serta berlanjut, bahkan sampai punya anak-anak (lulusan) yang diasuh bersama. Mengutip pernyataan Mendikbud bahwa “Jadi tidak hanya kencan atau MoU saja, tetapi harus dipastikan hingga ke jenjang pernikahan bahkan hingga memiliki anak-anak, yang bisa terserap sebanyak-banyaknya di industri karena kualitas dan kompetensi sesuai dengan DUDI”.

SMK Muhammadiyah 5 Purwantoro sebagai salah satu sekolah dengan predikan Center Of Excellentce (CEO) berupaya untuk terus mengembangkan sayapnya bekerjasama dengan Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI) untuk melaksanakan kerja nyata dalam meningkatkan kompetensi dan keterserapan kerja alumni dengan mengadakan open recruitmet dan training kerja yang dilaksanakan di sekolah. Tujuannya adalah untuk bekerjasama dalam keterserapan kerja tamatan dan peningktan kompetensi peserta didik. Sasaran dalam program tersebut adalah peserta alumni yang baru lulus dan alumni yang sedang mencari pekerjaan. Program rekruitmen dan training kerja operator garment tersebut menjadi langkah awal untuk menjembatani alumni untuk mendapatkan pekerjaan tanpa harus merantau ketempat yang jauh. Selanjutnya akan dikembangkan kearah program yang berkesinambungan anatar SMK dan DUDI atau dalam hal ini adalah PT. Top and TOP Apparel yang merupakan salah perusahaan dalam bidang industri garment yang berada di wilayah Wonogiri. Agar tujuan tercapai keharmonisan hubungan dengan industri dan dunia kerja harus terjadi di semua lini, mulai dari awal penyusunan kurikulum, pelatihan guru, hingga tahap akhir yaitu penyerapan lulusan, sehingga pernikahan massal ini akan menguntungkan banyak pihak, terutama untuk anaknya, yaitu para peserta didik.

Hal tersebut dalam prakteknya langsung dibimbing oleh trainer perusahaan dan dikondisikan sesuai dengan ekosistem yang nantinya akan menerima mereka dalam dunia kerja. Saat lulus, mereka sudah punya keahlian awal yang terbentuk, terbiasa dengan pola pikir, budaya kerja, pola komunikasi yang memang dibutuhkan sebagai modal menjadi talenta yang berdaya saing dan berkualitas. Untuk itu, dengan skema pernikahan ini pihak industri dan dunia kerja akan diuntungkan karena dunia usaha dan dunia industri akan mendapatkan talenta (lulusan) yang tepat dan kompeten sesuai dengan kebutuhan industri, sehingga permasalahan bangsa mengenai disparitas antara suplai dan permintaan sumber daya manusia yang kompeten tertutup.

Dokumentasi :

By : HUMAS

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.