Dokumentasi : Lensa Muhima

Pendidikan kejuruan merupakan lembaga yang menyiapkan siswa menjadi tenaga kerja setingkat teknisi dengan melaksanakan program pembelajaran keahlian tertentu beserta evaluasi berbasis kompetensi (Desy et al., 2015). Oleh karenanya pendidikan kejuruan memberikan pembelajaran dengan praktik lebih besar daripada teori. Perbandingan pembelajaran praktik dan teori harus memenuhi 70:30. Hal ini disampaikan oleh Mustaghfirin Amin selaku Direktur Jenderal pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tahun 2016 bahwa presentasi belajar di SMK belum mencukupi, yang diinginkan adalah 70 persen praktikum dan 30 persen teori. Beberapa ahli mengatakan bahwa pendidikan kejuruan dibentuk mempersiapkan pekerja profesional di bidang tertentu untuk mendukung perkembangan ekonomi negara (Mouzakitis, 2010)

Link & Match merupakan program vokasi pemerintah yang menghubungkan SMK dengan industri dalam kerangka kerjasama meliputi penyelarasan kurikulum, pelatihan guru produktif, prakerin SMK, penyediaan pelatih tempat kerja, fasilitasi Super Tax Deduction dan penguatan teaching factory (TeFa) didukung evaluasi program berkelanjutan.

DU/DI adalah istilah yang berhubungan dengan dunia kerja yang berkaitan dengan industri/perusahaan lain yang bersedia untuk bekerja sama dengan menerapkan aturan tertentu dengan lembaga pendidikan dan pelatihan (Lptk, Pengembangan, & Vokasi, 1997). Dasar Hukum Link & Match SMK dengan DUDI :

  1. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 Tentang Revitalisasi SMK dalam rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing SDM Indonesia
  2. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 3 Tahun 2017 Tentang Pedoman Pembinaan dan Pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan Berbasis Kompetensi yang Link and Match dengan Industri

Program pendidikan vokasi yang link and match dengan industri merupakan salah satu program prioritas pemerintah yang diharapkan dapat menjadi solusi dalam mengatasi permasalahan pengangguran usia muda. “Indonesia saat ini dan sampai 10 tahun ke depan masih akan menikmati bonus demografi, dimana mayoritas penduduk kita berada pada usia produktif.

Jalin kerjasama dengan Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI) yang ke-sekian kalinya, SMK Muhammadiyah  5 Purwantoro Kab. Wonogiri melalui Forum Sekolah SMK Muhammadiyah Se- Jawa Tengah telah melakukan kerjasama dengan TIM Dosen Fakultas Teknik Mesin UMS Surakarta untuk mengadakan pendampingan, bimbingan dan pelatihan pengembangan kurikulum Teknik Alat Berat (TAB) yang ada di SMK Muhammadiyah 5 Purwantoro.

Link and match merupakan relevansi yang harus ada antara dunia pendidikan dan dunia usaha/industri berhubungan dengan kurikulum yang diajarkan dan kompetensi yang diajarkan di sekolah harus sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan di dunia kerja. Kerjasama antara industri dan sekolah kejuruan sangat menentukan dalam menyusun kompetensi dan standarisasi lulusan (Murnomo, Elektro, & Unnes, 2005)

Dokumentasi :

Foto : Lensa Muhima

Referensi :

Desy, O., Ningsih, R., Pendidikan, S., Pendidikan, K., Pendidikan, F. I., & Yogyakarta, U. N. (2015). Potret Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK ) Program Keahlian Akuntansi dengan Dunia Kerja di SMK Negeri 1 the Image of Vocational School ’ S Graduates of Accounting Study Program with Their Workplace in SMK Negeri 1 Ngawi, (1), 537–547.

Mouzakitis, G. S. (2010). The Role of Vocational Education and Training Curricula in Economic Development. Procedia Social and Behavioral Sciences, 2(2), 3914–3920. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2010. 03.616

Murnomo, A., Elektro, J. T., & Unnes, F. T. (2005). Empat Langkah Strategis Membangun Kualitas Pendidikan Vokasi dan Kejuruan Di Indonesia, (19), 74–82

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.